Kajian tentang klasifikasi keilmuan dalam islam pernah dilakukan oleh para ilmuan muslim, seperti al-Ghazali, dalam al risalah al
ladunniyyah-nya, al Khawarizmi dalam Mafatih al Ulum-nya, dan Ibn Nadim dalam
al-Fihrist-nya. Pengelompokan
keilmuan dalam islam dibagi menjadi tiga yaitu metode; Bayani, Burhani, ‘Irfani,
1.
Bayani
·
Etimologis : pernyataan,
penjelasa, penetapan
·
Terminologis : pola pikir yang
berasal dari nash, ijma, ijtihad.
Dalam metode bayani akal
berfungsi untuk pengatur hawa nafsu (justifikasi, Repetitif, Taqlidy).metode
bayani ini dalam lingkugnan pendidikan lebih domnan, karena kecenderungan
dijadikannya hasil pemikiran keagamaan yang ada diberbagai karya para fuqaha
dan mutakallim sebagai pijakan utama, bahkan ada keengganan untuk tidak
beranjak dari produk keilmuan tersebut sehingga cenderung kurang mampu menjawab
dan memberikan alternatif pemecahan terhadap berbagai persoalan kontemporer.
2. Burhani
Metode
burhani bersumber dari realitas (al-waqi’)baik dari alam, social, dan humanitas.metode
ini lebih terkonsep, tersesun, dan tersistematis lewat premis-premis logika. Oelh
karena itu lebih sering disebut al-‘ilm al-husuli.dimana premis tersebut
tersusun karena kerjasama abstraksi dengan pengamatan indrawi, sedangkan peran
akal dan nalar epitimologis digunakan untuk mengarahkan mencari sebab dan
akibat.
Jenis
argument burhani adalah demonstrative, baik secara exsploratif, verivikatif,
dan exsplanatif. Dimanan nalar dituntut untuk menunjukan bukti dan penjelasan
tentang pemahaman atau fenomena. Nalar ini berpangkal dari prinsip dasar yaitu;
idrak al- sabab, kausalitas, kepastian, prinsip tersebut pada dasarnya berlaku hokum
sebab akibat.
Keilmuan
yang termasuk dalam rumpun burhani yaitu; falsafah, matematika, sains,
kedokteran, ilmu social, sejarah, antropologi, psikologi.
3. Irfani
Metode irfani
beranalogi terhadap penyerupaan tidak langsung. Yang mengambil bentuk kiasan
ataua metafora, Yang tidak terkait oleh aturan dan dapat menghasilkan bentuk
yang tidak terbatas. Analogi ini dibagi menjadi 3 yaitu;
1. Berdasarkan
korepodensi numeris
2. Berdasarkan
sesuatu representative
3. Penyerupaan
restoris dan puitis
Dalam
nalar irfani yang menjadi tolak ukur adalah memahami perasaan orang lain,
simpati, empati. Karenanya,
dalam nalar ini tidak muncul judgment secara satu arah. Kesimpulan hanya muncul setelah mendengar pemahaman dan perasaan pihak lain.